MAKAR ???
Ditangkapnya sejumlah aktivis nasional yang bertepatan dengan hari dilaksanakannya Aksi Bela Islam Ketiga atau Aksi Super Damai 212 pada tanggal 2 Desember 2016 membuat kekhawatiran di masyarakat yang menjadi sebuah tanda tanya besar apakah benar mereka telah merencanakan makar. Sehingga hal ini pula memancing reaksi keras dari Imam Besar FPI yang juga selaku Dewan Penasehat GNPF-MUI, Habib Muhammad Rizieq Syihab, Lc, MA, DPMSS. Beliau berpendapat dalam laman websitenya, sebagai berikut:
"Sejumlah sahabat dan rekan kami, seperti Rahmawati Soekarnoputeri,
Ratna Sarumpaet, Ahmad Dhani, Sri Bintang Pamungkas, Aditywarman, Kivlan
Zein, dan beberapa aktivis lainnya, di pagi hari sebelum Aksi Bela
Islam 3 digelar, mereka semua ditahan polisi dengan dugaan MAKAR.
Setahu saya, mereka semua orang baik. Sepanjang diskusi dengan saya,
mereka punya semangat nasionalisme yang tinggi. Saya tidak pernah
mencium AROMA MAKAR.
Mereka hanya
punya pandangan tentang perlunya kembali kepada UUD 1945 yang asli dan
pentingnya menolak Komunisme dan Kapitalisme. Dan mereka sangat Anti
dengan Imperialisme modern.
Saya pikir itu bukan MAKAR, itu
pandangan yang harus dihormati dan dihargai, walau pun mungkin
pemerintah tidak setuju. Tinggal diarahkan saja agar disalurkan lewat
koridor konstitusional.
Saya sendiri setuju NKRI kembali kepada
UUD 1945 yang dijiwai PIAGAM JAKARTA sesuai Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Ada pun tuntutan reformasi perubahan cukup jadikan adendum yang melekat
dengan UUD 1945.
Dengan demikian, kita bisa menghargai KONSENSUS
NASIONAL yang pernah disepakati para Founding Father Bangsa Indonesia
pada tanggal 22 Juni 1945 menjelang Kemerdekaan Indonesia.
Saya berharap semoga POLRI bersikap Arif dan Bijak, sehingga bisa melepaskan mereka secepatnya.
Ayo ... kita bersatu membangun Dialog Antar Anak Bangsa untuk Indonesia Damai dan Bermartabat", tutupnya.
Sumber: http://www.habibrizieq.com/2016/12/makar.html

Tidak ada komentar:
Posting Komentar